Faktor-faktor
yang mempengaruhi Penguasaan Konsep Siswa.
Pencapaian
terhadap proses pembelajaran merupakan awal dari suatu keberhasilan, karena
pencapaian terhadap proses pembelajaran berarti siswa telah mengalami fase
Penguasaan Konsep pada materi yang
diberikan guru. Menurut Jhony (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258711-penguasaan-konsep/#ixzz2KDbQh3J2) faktor-faktor yang
mempengaruhi Penguasaan konsep siswa yaitu:
1) Row Input,
yaitu karakteristik khusus siswa, baik fisiologi maupun psikologi.
Faktor-faktor yang termasuk karakteristik fisiologi terdiri atas kondisi fisik
dan panca indra. Sedangkan yang termasuk ke dalam karakteristik psikologi
terdiri atas minat, bakat, motivasi, tingkat kecerdasan, dan kemampuan kognitif
siswa.
2) Instrumental input,
yaitu faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi. Instrumental Input dalam
Pembelajaran terdiri atas rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Guru yang
mengajar, dan fasilitas pembelajaran seperti kelas, komputer/laptop, dan
sebagainya.
3) Environmental Input,
yaitu faktor lingkungan dan faktor sosial. Penguasaan konsep pada
diri siswa tidak dapat berlangsung secara bersamaan. Penguasaan konsep siswa
berbeda-beda pada setiap siswa karena adanya beberapa faktor. Salah satu faktor
itu adalah keadaan awal atau input siswa.
Indikator
penguasaan konsep
Indikator
penguasaan konsep menurut Sumaya (Timawati, 2012: http://kekeislearning.blogspot.com/2012/09/penguasaan-konsep.html) yaitu seseorang dapat dikatakan menguasai konsep jika
orang tersebut benar-benar memahami konsep yang dipelajarinya sehingga mampu
menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya, tetapi tidak mengubah makna yang ada di dalamnya. Sedangkan,
Winkel (Timawati, 2012: http://kekeislearning.blogspot.com/ 2012/09/penguasaan-konsep.html) mengatakan
adanya skema konseptual yaitu suatu keseluruhan kognitif, yang mencakup semua
ciri khas yang terkandung dalam suatu pengertian. Indikator
yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Bloom (Suryosubroto,
2009: 205) sebagai berikut: Mengingat (C1) yakni kemampuan
menarik kembali informasi yang tersimpan; Memahami (C2) yakni kemampuan
mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki; Mengaplikasikan (C3) yakni kemampuan
menggunakan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas;
Menganalisis (C4) yakni kemampuan menguraikan suatu permasalahan atau objek ke
unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana keterkaitan antar unsur-unsur tersebut;
Mengevaluasi (C5) yakni kemampuan membuat suatu pertimbangan berdasarkan
criteria dan standar yang ada serta; Membuat (C6) yakni kemampuan menggabungkan
beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan.
Penguasaan konsep dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Dalam
pembelajaran dengan model konstruktivisme pemahaman konsep dapat ditunjukkan
dengan kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikirannya dalam bentuk bahasa.
Siswa yang dapat menjawab pertanyaan mengenai apa yang tidak dikuasainya
menunjukkan penguasaan konsep yang lebih baik. Dalam sistem pendidikan di
Indonesia berlandaskan pada pemikiran bahwa penguasaan konsep ditunjukkan
dengan hasil belajar melalui tes. Oleh karena itu, evaluasi yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan tes dan observasi proses belajar
yang merupakan modifikasi antara evaluasi pembelajaran tradisional dengan pembelajaran
konstruktivisme (Jumrodah, 2010: https://docs.google.com/file/d/0Bzqw7DEWkbmLTmJlWU1URFFMdzg/edit?pli=1)
Dari pengertian
di atas dapat disimpulkan jika siswa sudah memahami materi pelajaran dengan
baik maka hasil yang akan di dapat juga lebih baik daripada siswa hanya
mengingat saja, apalagi dalam pembelajaran IPA faktor penguasaan ini sangat
penting sekali.
No comments:
Post a Comment