Thursday, October 22, 2015

Faktor dan Indikator Penguasaan Konsep Siswa



Faktor-faktor yang mempengaruhi Penguasaan Konsep Siswa.
Pencapaian terhadap proses pembelajaran merupakan awal dari suatu keberhasilan, karena pencapaian terhadap proses pembelajaran berarti siswa telah mengalami fase Penguasaan  Konsep pada materi yang diberikan guru. Menurut Jhony (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2258711-penguasaan-konsep/#ixzz2KDbQh3J2) faktor-faktor yang mempengaruhi Penguasaan konsep siswa yaitu:
1)      Row Input, yaitu karakteristik khusus siswa, baik fisiologi maupun psikologi. Faktor-faktor yang termasuk karakteristik fisiologi terdiri atas kondisi fisik dan panca indra. Sedangkan yang termasuk ke dalam karakteristik psikologi terdiri atas minat, bakat, motivasi, tingkat kecerdasan, dan kemampuan kognitif siswa.
2)      Instrumental input, yaitu faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi. Instrumental Input dalam Pembelajaran terdiri atas rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Guru yang mengajar, dan fasilitas pembelajaran seperti kelas, komputer/laptop, dan sebagainya.
3)      Environmental Input, yaitu faktor lingkungan dan faktor sosial. Penguasaan konsep pada diri siswa tidak dapat berlangsung secara bersamaan. Penguasaan konsep siswa berbeda-beda pada setiap siswa karena adanya beberapa faktor. Salah satu faktor itu adalah keadaan awal atau input siswa.


Indikator penguasaan konsep 
    Indikator penguasaan konsep menurut Sumaya (Timawati, 2012: http://kekeislearning.blogspot.com/2012/09/penguasaan-konsep.html) yaitu seseorang dapat dikatakan menguasai konsep jika orang tersebut benar-benar memahami konsep yang dipelajarinya sehingga mampu menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, tetapi tidak mengubah makna yang ada di dalamnya. Sedangkan, Winkel (Timawati, 2012: http://kekeislearning.blogspot.com/ 2012/09/penguasaan-konsep.html) mengatakan adanya skema konseptual yaitu suatu keseluruhan kognitif, yang mencakup semua ciri khas yang terkandung dalam suatu pengertian.           Indikator yang lebih komprehensif dikemukakan oleh Bloom (Suryosubroto, 2009: 205) sebagai berikut: Mengingat (C1) yakni kemampuan menarik kembali informasi yang tersimpan; Memahami (C2) yakni kemampuan mengkonstruksi makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki; Mengaplikasikan (C3) yakni kemampuan menggunakan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas; Menganalisis (C4) yakni kemampuan menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana keterkaitan antar unsur-unsur tersebut; Mengevaluasi (C5) yakni kemampuan membuat suatu pertimbangan berdasarkan criteria dan standar yang ada serta; Membuat (C6) yakni kemampuan menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. 
          Penguasaan konsep dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Dalam pembelajaran dengan model konstruktivisme pemahaman konsep dapat ditunjukkan dengan kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikirannya dalam bentuk bahasa. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan mengenai apa yang tidak dikuasainya menunjukkan penguasaan konsep yang lebih baik. Dalam sistem pendidikan di Indonesia berlandaskan pada pemikiran bahwa penguasaan konsep ditunjukkan dengan hasil belajar melalui tes. Oleh karena itu, evaluasi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan tes dan observasi proses belajar yang merupakan modifikasi antara evaluasi pembelajaran tradisional dengan pembelajaran konstruktivisme (Jumrodah, 2010: https://docs.google.com/file/d/0Bzqw7DEWkbmLTmJlWU1URFFMdzg/edit?pli=1) 
                 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan jika siswa sudah memahami materi pelajaran dengan baik maka hasil yang akan di dapat juga lebih baik daripada siswa hanya mengingat saja, apalagi dalam pembelajaran IPA faktor penguasaan ini sangat penting sekali. 

No comments:

Post a Comment